Sebanyak 40 frater Seminari Tinggi Anging Mammiri Yogyakarta (STAM) mengikuti Formasi Misioner Karya Kepausan Indonesia (KKI) yang diadakan oleh Tim KKI Keuskupan Agung Makassar (KAMS). Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 20-22 Januari tersebut merupakan bagian dari program KKI-KAMS untuk semakin memperkenalkan KKI kepada umat di KAMS, khususnya para frater di STAM. Fasilitator dalam kegiatan ini antara lain Pastor Fernandus Paulus Niki Towary sebagai Pastor Direktur Diosesan (Dirdios) KKI-KAMS didampingi oleh Pastor Stanislaus Amba Dammen beserta Tim KKI KAMS.
Pastor Anthon Michael selaku ekonom STAM menjadi perwakilan STAM untuk membuka secara resmi kegiatan formasi ini. Dalam sambutannya, Pastor Anthon mengapresiasi pelaksanaan kegiatan formasi ini sebagai bagian dari proses pembinaan para frater di STAM. Semua bentuk formasi, menurutnya, yang diberikan dapat memberikan bekal yang baik bagi para frater untuk semakin ulet dalam pelayanan. “Harapannya, para frater Anging Mammiri dapat semakin mengenal KKI yang berkarya di keuskupan kita. Khususnya semoga nanti ada yang bisa meneruskan Pastor Nando sebagai Dirdios KKI di keuskupan kita” ungkap Pastor Anthon. Selain itu, ia mengharapkan agar kegiatan serupa dapat kembali dilaksanakan di tahun-tahun mendatang.
Mengenalkan 4 Serikat Kepausan
Dalam pengantarnya pada hari pertama, Pastor Dirdios mengakui bahwa KKI-KAMS kurang dikenal oleh umat KAMS pada umumnya, bahkan para imam para khususnya. “Selama ini KKI di keuskupan kita dalam pengertian yang paling sederhana hanya diidentikkan dengan SEKAMI, tidak lebih dari pada itu” tegas Pastor yang akrab disapa Pastor Nando tersebut. Padahal KKI pada dasarnya melingkupi semua karya-karya misioner (bersifat misi) di Gereja Universal dan partikular (tingkat keuskupan). Karya misioner tersebut dijabarkan dalam empat karya kepausan. Empat serikat tersebut adalah Serikat Kepausan Pengembangan Iman, Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner (Sekami), Serikat Kepausan Santo Petrus Rasul untuk Pengembangan Panggilan, dan Serikat Kepausan Para Imam Religius/Awam.
Atas keprihatinan tersebut, tema yang diangkat dalam formasi ini adalah “KKI-KAMS, Berjalan Bersama Membangun Gereja Lokal KAMS dalam Semangat Misioner: Pengenalan Karya Kepausan kepada Para Calon Imam KAMS”. Pastor Nando mengharapkan agar dengan memperkenalkan Karya Kepausan dan 4 Serikat Kepausan yang ada di dalamnya, para calon Imam mulai pelan-pelan mengenali berbagai macam ragam Karya Misioner dalam Gereja. Pada tingkat keuskupan formasi ini diharapkan mampu memperkaya pemahaman tentang KKI-KAMS sebagai salah satu Perangkat Karya Pastoral di KAMS.
Mission Minded
Pada hari kedua, Pastor Stanis dalam sesi materi yang dibawakannya memperkenalkan secara lebih mendalam membahas mengenai KKI secara umum juga bagaimana karya tersebut telah berkembang di KAMS hingga saat ini. Berbagai jenis karya yang lebih spesifik turut dipaparkan kepada para frater. Di samping itu, ia juga menekankan salah satu harapan Paus Fransiskus berkaitan dengan tugas Gereja yang berani keluar dari diri sendiri untuk mewartakan Kabar Gembira. Istilah yang digunakan adalah mission minded. Karena rahmat baptisan, umat beriman sejatinya harus mempunyai mission minded untuk mewartakan Injil kepada segala makhluk. Lebih khusus lagi, para imam hendaknya tidak hanya mempunyai mission minded, namun juga menjadi penggerak misi tersebut. Tugas inilah yang kelak diemban oleh para frater.
Untuk semakin menanamkan mission minded tersebut, para frater diberikan sesi dinamika khusus untuk merancang karya pastoral dari keempat serikat KKI. Mereka dibagi dalam beberapa kelompok dengan tujuan agar rancangan yang dibuat bisa bervariasi. Hasil rancangan tersebut kemudian dipresentasikan secara bergiliran kepada para fasilitator dan peserta lain. Pastor Nando memuji hasil rancangan karya pastoral para frater tersebut sebab muncul sejumlah ide baru dan evaluasi untuk rancangan karya KKI-KAMS ke depannya. Salah satu peserta, Frater Dominggus, mengaku antusias dalam merancang karya pastoral ini. “Kita terasa ikut terlibat dalam mempersiapkan pastoral di KAMS meskipun tidak secara langsung. Tapi ke depannya semoga apa yang telah kami buat bisa diterapkan di keuskupan kita” ungkap frater tingkat I tersebut.
Selebrasi Misioner
Setelah melakukan rancangan pastoral relevan, para frater diajak untuk melihat bagaimana Selebrasi Misioner yang merupakan bagian dari Karya Kepausan. Selebrasi misioner sendiri merupakan kegiatan Karya Kepausan yang dilaksanakan dalam rangka misi, baik itu secara universal maupun partikular. Dalam hal ini, selebrasi misioner bisa dilaksanakan dalam bentuk jambore atau pun perayaan hari tertentu, misalnya Hari Anak Misioner Sedunia dan Hari Minggu Misi.
Selebrasi tersebut bukan pertama-tama menekankan pada perayaan bersama saja melainkan bagaimana perayaan tersebut merupakan bagian dari misi untuk menyentuh dan membantu mereka yang membutuhkan uluran tangan. Sebagai contoh Pastor Nando dengan teliti menjelaskan bagaimana kolekte pada Hari Anak dan Remaja Misioner digunakan untuk membantu anak yang membutuhkan di seluruh dunia. Juga pada hari Minggu Misi, kolekte yang dikumpulkan digunakan untuk dana solidaritas yang disalurkan untuk misi Gereja. Dengan pemaparan ini, para frater didorong untuk semakin menyadari dan menghidupkan semangat sinodalitas “KAMS Melayani, Bergerak Bersama”.
Animasi SEKAMI
Tujuan lain dari kegiatan formasi ini adalah memperkenalkan pastoral Anak-Remaja kepada para frater STAM. Karena itu kegiatan formasi KKI-KAMS diakhiri dengan pemaparan khusus mengenai SEKAMI di KAMS. Setelah menjelaskan situasi konkret dan pengalaman pendampingan, fasilitator dalam sesi ini, Kak Lily dan Kak Maria, memberikan animasi kepada para frater. Animasi tersebut dalam bentuk teknik pendampingan yang hendaknya diberikan ketika memberikan pendampingan SEKAMI. Teknik pendampingan yang diberikan meliputi teknik bercerita (membawakan firman), kreativitas, memimpin pendampingan, serta gerak dan lagu. Selain itu, para frater juga dibekali tips untuk menjadi pendamping-pendamping yang profesional ketika berada di medan karya nantinya.
Di sela-sela sesi formasi selama tiga hari, tim KKI-KAMS tak lupa mengajak para frater untuk melakukan gerak-lagu dan ice breaking. Hal ini menambah semangat dari para frater dalam mengikuti kegiatan formasi ini. Gerak dan lagu serta ice breaking ini juga diharapkan mampu menghidupkan semangat dan mengembangkan teknik pendampingan para frater ketika berkarya di pastoral SEKAMI nantinya.
Contributor
Fr. Cornelius Satrio Tonapa (Frater Tingkat 3)