Lagu “Dengar DIA panggil nama saya” berkumandang mengawali kegiatan JUMPA MISIONER SEKAMI Paroki Sto. Mikael Tobadak pada tanggal 12-14 April 2024. Senyuman kebahagiaan menghiasi wajah para adik-adik sekami junior, remaja, dan pendamping sekami yang begitu antusias menyambut kegiatan ini. Jumpa Misioner ini dihadiri oleh 249 Sekami junior dan remaja serta 31 pendamping yang berasal dari berbagai stasi, yakni stasi Tobadak 2, Tobadak 3, Tobadak 4, Tobadak 6, Tobadak 7 Selatan, Tobadak 7 Utara, Kalasoppeng, Polohu, Tasantung 2, dan stasi Salupangkang.
Misa pembukaan dipimpin langsung oleh Dirdios KKI KAMS, RD. Ferdinandus Paulus Niki Towary. Dalam khotbahnya, Pastor berpesan agar adik-adik Sekami Junior dan Remaja mampu menjadi pembawa damai di manapun mereka berada lewat perbuatan mereka sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tema yang diusung dalam kegiatan ini, yaitu “Anak Misioner, Jadilah Pembawa Damai”.
Dalam awal kegiatan jumpa misioner ini, para peserta dibagi dalam 5 kelompok berbeda dan dalam satu kelompok beranggotakan adik-adik dari berbagai stasi. Tujuannya adalah untuk memperat rasa persaudaraan di antara mereka dan mengajarkan mereka bahwa menjadi seorang pembawa damai bukan hanya kepada orang yang sudah kita kenal dengan baik tetapi kepada siapa saja yang kita temui dalam perjalanan hidup kita.
Kegiatan ini terbagi dalam 3 kelompok besar yakni kelompok Sekami Junior mulai dari kelas 1-6 SD, kelompok Remaja kelas 7-9 SMP dan kelompok Pendamping.
Kelompok Sekami Junior: Yesusku, Teladanku
Dalam kelompok Sekami Junior yang didampingi oleh Kak Jennie, Kak Cecil dan Kak Saldy (TIM KKI-KAMS), para adik-adik Sekami diajak untuk belajar dari tokoh-tokoh yang merupakan teladan pembawa damai yakni Mother Teresa yang membawa damai bagi orang miskin, sakit, ditolak dan yang tidak diinginkan kehadirannya. Selain itu, ada Paus Yohanes Paulus ke II yang mampu menunjukkan teladan kedamaian lewat pengampunan yang diberikan kepada orang yang menembaknya. Mereka juga belajar dari salah satu tokoh Kitab Suci, yaitu Yusuf yang mampu berdamai dengan saudara-saudara yang telah menjualnya dan tentu saja Juruselamat kita, Yesus Kristus.
Selain belajar dari para tokoh-tokoh pembawa damai, para adik-adik Sekami juga merasakan sukacita lewat video animasi tentang damai yang diputarkan, gerak dan lagu serta kreativitas yang menarik.
![]() | ![]() | ![]() |
Dalam kelompok remaja yang didampingi oleh Kak Vero Bunna, Kak Lily, dan Kak Tere (TIM KKI-KAMS), para Remaja diajak untuk mengetahui bahwa diri mereka sangat berharga dan sebagai seorang Katolik. Mereka harus mampu menjadi garam dan terang di manapun mereka berada. Untuk bisa menjadi garam dan terang dunia, tentunya mereka harus memiliki karakter yang menunjukkan sebagai pengikut Kristus. Dalam sesi kelompok remaja ini juga diberikan materi tentang problematika sosial remaja oleh RD. Ferdinandus Paulus Niki Towary agar para remaja mampu menghadapi dan menentukan pilihan mereka sesuai kaca mata iman katolik jika diperhadapkan dengan berbagai macam permasalahan sosial yang terjadi di kalangan remaja. Selain itu, para remaja juga semakin diperteguh melalui materi penguatan karakter yang dibawakan oleh Suster-Suster dari Kongregasi Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus. Dalam sesi ini, para suster menekankan bahwa tidak perlu menunggu nanti untuk berubah dan menjadi pembawa damai tetapi mulai dari sekarang sudah harus dilakukan karena remaja adalah masa sekarang dan masa depan gereja.
Kegiatan untuk para remaja ini juga diisi dengan dinamika kelompok, ice breaking yang seru, gerak dan lagu serta sharing atau pengenalan tentang kegiatan T-SOM (Teens school of mission) yang dibawakan oleh Kak Veronika Bunna.
Dalam kelompok pendamping yang didampingi oleh Kak Rita dan Kak Maria, para pendamping diajak untuk saling berbagi suka dan duka serta saling menguatkan dalam pelayanan. Menjadi pendamping sekami bukanlah hal yang mudah. Kita harus siap membagi waktu dan rela berkorban demi pengembangan iman anak yang kita dampingi. Menjadi pendamping Sekami harus selalu siap untuk diisi dan mau berkembang untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak yang kita dampingi karena di dalam mereka kita bisa menemukan Yesus yang kita imani. Oleh karena itu, dalam kegiatan ini para pendamping juga kembali disegarkan dan dibekali dengan teknik-teknik bercerita yang menarik serta pembuatan kreativitas yang mudah dan unik dalam pendampingan Sekami dan tentunya pula tak ketinggalan gerak dan lagu yang semakin menambah semangat para pendamping untuk mengikuti rangkaian kegiatan demi kegiatan.
Sukacita dalam kebersamaan semakin dirasakan lewat kegiatan outbound. Semangat para peserta tidak pudar walaupun diterpa terik sinar matahari yang cukup menyengat. Dalam kegiatan outbound ini, para remaja harus melalui 3 pos yang berisi permainan memindahkan bola dalam lingkaran, kereta balon, dan bola gotong sedangkan untuk Sekami Junior juga harus melalui 3 pos yang berisi permainan susun menara,
![]() | ![]() |
memindahkan gelas dengan sumpit dan gelinding bola pingpong dengan kertas. Keseruan kegiatan outbound ditutup dengan estafet air yang merupakan perlombaan gabungan bagi remaja dan sekami junior. Sorakan para peserta mengiringi kegiatan ini untuk saling menyemangati satu sama lain.
Di penghujung kegiatan Jumpa Misioner Sekami Paroki Tobadak ini, mata dan telinga kita disuguhi dengan pementasan seni yang begitu luar biasa dari adik-adik Sekami dan Remaja. Ada yang menampilkan dance rohani dengan goyangan yang begitu semangat, tari tradisional dan tari kreasi yang sangat memanjakan mata, serta paduan suara dengan lagu “we are the world” dan nyanyi solo dengan lagu “persembahan hati” yang membuat seluruh peserta dan orang tua yang hadir pada saat itu merasa terharu dan melambaikan tangan pada saat penampilan lagu-lagu tersebut.
![]() | ![]() |
Sukacita malam itu pun ditutup dengan kegiatan api unggun dan renungan singkat yang dibawakan oleh para suster-suster Kongregasi Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus.
Seluruh rangkaian kegiatan Jumpa Misioner Sekami Paroki Tobadak ini ditutup dengan Misa yang dipimpin oleh Moderator Sekami Paroki Sto. Mikael, Tobadak, RP. Waldburga Poca, CMF. Misa penutup ini diiringi dengan koor oleh para remaja. Setelah perayaan Ekaristi berlangsung, para peserta dengan penuh harap dan antusias mendengarkan pengumuman hasil pementasan seni terbaik dan grup terbaik.
Dua (2) malam tiga (3) hari merupakan waktu yang singkat tapi menyisakan selaksa makna dan harapan. Makna yang terbalut dalam kesederhanaan, kerendahan hati, dan senyuman umat Paroki Sto. Mikael, Tobadak.
UNTUK SEKAMI PAROKI STO.MIKAEL, TOBADAK KITA BERI APA? BERI CINTA….CINTA….CINTA…..
Dua (2) malam tiga (3) hari merupakan waktu yang singkat tapi menyisakan selaksa makna dan harapan. Makna yang terbalut dalam kesederhanaan, kerendahan hati, dan senyuman umat Paroki Sto. Mikael, Tobadak.
UNTUK SEKAMI PAROKI STO.MIKAEL, TOBADAK KITA BERI APA? BERI CINTA….CINTA….CINTA….
![]() | ![]() |
SALAM MISIONER
Kontributor: Sdri. Lyly Indirasari
Editor: RD. I Made Markus Suma