Minggu (21/4/2024) dirayakan sebagai Minggu Panggilan. Di Paroki Santa Maria Mamuju, perayaan Minggu Panggilan dipimpin oleh Pastor Paroki, Pastor Wilhemus Tulak. Perayaan ini dihadiri sekitar 350
Misa Minggu Panggilan yang berlangsung dari pukul 08.00-09.45 WITA dimeriahkan oleh koor anak Sekami yang berbusana warna merah. Kegiatan ini dikoordinir oleh Seksi Sekami dan Panggilan Depas Paroki St. Maria Mamuju. Anak-anak Sekami menyanyikan beberapa lagu dengan penuh semangat. Mereka mengiringi perarakan persembahan dengan tarian dan berbusana adat Batak.
Pastor Wilhelmus sebelum memberikan renungan pada perayaan Minggu Panggilan ini mempersilakan Frater Hilarius Tandi Barana (Frater TOP-er di Paroki Mamuju) dan Suster Wigbertha MC (perwakilan Yayasan Puspita Kencana Surabaya, Pengelola TJ/SD Santa Clara Mamuju) untuk ber-sharing pengalaman hidup panggilan.
Fr. Hila, sapaan akrab Frater Hilarius, men-sharing-kan pengalaman panggilannya sejak kecil. Ia mengatakan bahwa ketertarikan untuk menjadi imam sejak kecil karena juga ayahnya seorang Pengantar yang sudah membiasakan anak-anaknya aktif di gereja. Hidup dalam suasana kampung di Pangalla’ tidak menjadi penghalang bagi Fr. Hila untuk meniti panggilan hidup.
Masuk seminari menegah di tingkat pertama dan dikeluarkan tahun itu juga. Namun, panggilan menjadi imam belum pupus. Ia melanjutkan pendidikan SMA di kampung halaman dan sempat juga mengeyam pendidikan di STIKPAR Toraja setahun.
Setelah itu ia kembali mengikuti tes seminari dan diterima kembali. Panggilan terputus kini sambung kembali. Setelah selesai di tahun Retorika dan TOR di Sangalla’, Tana Toraja, Fr. Hila meneruskan pendidikan sebagai calon imam di Yogyakarta. Ia menjalani pendidikan di Seminari Tinggi hingga selesai dengan baik dan menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) saat ini.
Adapun Sr. Wigbertha, MC men-sharing-kan pengalamannya menjadi suster biara. Ia mengatakan bahwa panggilan itu mulai dari keluarga. Keluarga sebagai tempat pertama dan utama tumbuh-kembangnya panggilan itu. Ia dari keluarga besar: 11 bersaudara dan 3 orang yang menjalani panggilan khusus. Satu orang menjadi imam bahkan menjadi uskup, yakni Mgr Ewaldus Martinus Sedu P dan Sr. Christi, MC. Semua ini terjadi karena didikan dalam keluarga.
Dalam menjalani panggilan khusus ini, Sr. Wigbertha, MC juga menyampaikan suka dan duka selalu ada dalam hidup panggilan. Tapi semua itu bisa dilewati bila selalu berpasrah kepada Tuhan. Menjadi seorang
Misoniari Claris (MC) membutuhkan kesetiaan dan pengorbanan dalam pelayanan. Untuk itu, ia selalu siap
sedia ditempatkan di mana saja.
Ia mengakhiri sharing panggilan singkat dengan mengajak anak-anak muda untuk mau dan bekenan mengikuti panggilan Tuhan menjadi imam, bruder, dan suster.
P. Wilhelmus kembali menekanakan akan makna sebuah panggilan. Ia mengatakan bahwa memang panggilan itu unik, aneh, dan misteri. Dikatakan unik karena tidak bisa dijelaskan begitu saja mereka yang terpanggil menjadi imam, bruder, dan suster. Tuhan berkarya di sana.
Panggilan juga dikatakan aneh karena tidak banyak orang yang dapat memahami dengan baik, karena memang harus hidup wadat selama hidup. Jalan hidup yang tidak populer.
Panggilan dikatakan misteri karena panggilan khusus ini tidak bisa begitu saja dipahami secara manusiawi belaka, di sana ada intervensi Tuhan. Oleh karena itu, mungkin di mata kita orang ini layak tapi di mata Tuhan tidak dan sebaliknya. Maka panggilan khusus ini menjadi misteri karena tidak dapat dijelaskan secara manusiawi belaka. Jadi meskipun panggilan khusus itu unik, aneh, dan misteri tapi diyakini sebagai anugerah dari Tuhan untuk Gereja.
Bahkan P. Wilhelmus juga menyampaikan kisah hidup seoarang keluarga di Brazilia yang salah satu anaknya menjadi imam dan dalam perjalanan waktu ayahnya yang sudah duda ini juga masuk seminari mengikuti pendidikan imam dan ditahbiskan jadi imam. Inilah salah satu misteri dari panggilan hidup itu.
Setelah perayaan Ekaristi Minggu Panggilan ini, dilanjutkan dengan kegiatan di basement gereja yang dipimpin Sr Bertha dan Seksi Panggilan Paroki. Promosi panggilan ini menampilkan kegiatan seminaris di Seminari Mengah St Petrus Claver dan kegiatan para suster MC di komunitas-komunitas. Sembari menayangkan kegiatan-kegiatan tersebut, Sr. Wigbertha dan Fr. Hila juga menjelaskan berbagai aktivitas yang mereka lakoni. Untuk menghidupkan suasana, Fr. Hila dan Seksi Panggilan mengajak anak-anak Sekami – yang juga diikuti oleh orangtua mereka – bernyayi bersama. Suasana menjadi gembira dan ramai.
Inilah sekilas kegiatan Hari Pinggu Panggilan di Paroki St Maria Mamuju, semoga dapat menumbuhkan panggilan di Paroki Santa Maria Mamuju pada khususnya. Tuhan memberkati.
Kontributor: Anton Ranteallo
Editor: RD. I Made Markus Suma