SABTU (30/3/2024) diadakan perayaan Vigili Paskah di seluruh dunia. Vigili Paskah, yakni perayaan berjaga menyongsong Kebangkitan Tuhan disebut sebagai sumber dan puncak semua kehidupan dan kegiatan Gereja. Karena di situ dikenang sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus yang berpuncak pada Hari Raya Paskah.
Perayaan menyongsong Paskah ini telah dimulai dari perayan Rabu Abu, yakni penandaan abu di dahi atau kepala setiap orang Katolik. Penandaan dengan abu merupakan simbol yang mengingatkan manusia bahwa “ia berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu”. Selama 40 hari umat Katolik menjalani masa pertobatan. Untuk menunjang pertobatan, selama Masa Pra-Paskah umat juga diajak untuk berpantang dan berpuasa.
Selanjutnya perayaan Minggu Palma. Dalam perayaan ini dibacakan Injil di mana tertulis ”… pergilah dan kamu akan menemukan keledai…”. Dapat direfleksikan bahwa apa pun yang kita miliki itu berasal dari Allah, maka bila dibutuhkan harus diserahkan. Dalam konteks ini, kita meneladan pada Bunda Maria yang menjadi teladan kesetiaan dengan berkata, “Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.”
Kamis Putih, dalam injil dikatakan, “… mengertikah kamu akan apa yang terjadi akhir-kahir ini”. Puncak keteladan Yesus pada Kamis Putih termahkotai pada Perjamuan Malam Terakhir karena kasih-Nya kepada manusia.
Jumat Agung, dikisahkan mengenai pengkhianatan dan penyangkalan oleh Petrus. Seyogianya hal ini tidak boleh terjadi karena hal ini tidak baik. Maka untuk itu, apa yang tidak baik tidak untuk dilakukan. Yesus mematahkan semua itu dengan kematian dan kebangkitan-Nya.
Vigili Paskah dan Hari Raya Paskah, puncak perayaan Pekan Suci. Hal yang dapat direnungkan dalam perayaan Malam Paskah ini yakni kebimbangan dan keraguan. Para murid sebelum sampai ke kubur Yesus bingung karena sibuk dengan pertanyaan, siapa yang akan menggulingkan batu dari kubur Yesus. Tetapi apa yang terjadi setelah sampai di sana? Batu sudah terguling dengan sendirinya. Maka dapat dikatakan bahwa kebangkitan Yesus menyelesaikan persoalan dalam hidup. Ketakutan, kebingungan tidak menjadi persoalan lagi. Tetapi dengan kebangkitan Yesus, kita akan ikut dibangkitkan.
Natanael, berkata, “Mungkinkah ada yang baik datang dari Nazaret?” Kita tahu Nazaret adalah desa yang terpencil, tidak terpandang; tetapi dari sanalah Yesus hadir. Dengan kebangkitan yang dirayakan menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias. Dapat direfleksikan bahwa bukan karena jabatan, pangkat, kedudukan, kekayaan dll, kita dipandang, dihargai. Tetapi, setia kepada Allah datang kepada Yesus setia kepada Bapa, mengantar kita pada kebangkitan. Maka dengan Vigili Paskah dan Hari Raya Paskah kita diingatkan lagi akan kesetiaan dalam iman untuk mendapat kemuliaan.
Vigili Paskah dan Hari Raya Paskah memberi harapan baru kepada kita. Kita bisa berdosa tetapi jangan pernah tinggalkan Yesus. Mari kita datang kepada Yesus.
Kontributor: Anton Ranteallo
Editor: RD. Fernandus Paulus Niky Towari