Trending
HUT SEMINARI TINGGI ANGING MAMMIRI KE-47 “HOME SWEET HOME” PERAYAAN DEDIKASI GEREJA SANTO YOSEP WALE-ALE PEMBUKAAN LOKASI ZIARAH YUBILEUM KAMS DI GEREJA ST. YOHANES RASUL LOLIBU PERTEMUAN III FRATER TOP DI PAROKI KOLAKA SEDE VACANTE & KONKLAF SOMA 2025 PAROKI SANTO GIOVANI BOSCO SUPPIRAN FORMASI MISIONER PENDAMPING SEKAMI SANTO PETRUS MAMASA TEMU MISIONER KARYA KEPAUSAN INDONESIA KEUSKUPAN AGUNG MAKASSAR REKOLEKSI PENDAMPING SEKAMI KEVIKEPAN MAKASSAR BERJALAN BERSAMA: MELAYANI BERGERAK BERSAMA FORMASI MISIONER KKI-KAMS DI SEMINARI TINGGI ANGING MAMMIRI YOGYAKARTA PERAYAAN SYUKUR 50 TAHUN BAPTISAN PERTAMA PAROKI MARIA IMMACULATA SOROWAKO MINISTER REGIO OFS ST ANTONIUS PADUA BERAUDIENSI KEPADA USKUP AGUNG KAMS PERTEMUAN PERDANA PARA USKUP DAN KURIA REGIO MAKASSAR-AMBOINA-MANADO TAHUN BARU, IMAM BARU: TAHBISAN IMAMAT DI KEUSKUPAN AGUNG MAKASSAR PERTEMUAN KURIA DAN KETUA UNIO BERSAMA PARA DIAKON DAN ORANG TUA/WALI REKOLEKSI PPA: BERTUMBUH DALAM IMAN, MELAYANI DENGAN HATI SEMANGAT HOMS KE-39: OMK ANDUONOHU SIAP MELANGKAH TANPA LELAH RAPAT DEWAN IMAM KEUSKUPAN AGUNG MAKASSAR SYUKUR ULANG TAHUN KETIGA JAKAT ST. SERAPION DAN PELANTIKAN PENGURUS BARU REKOLEKSI OMK ANDUONOHU: MILITAN DALAM IMAN, PEDULI SESAMA RAPAT KEVIKEPAN MAKASSAR “KKI KAMS BERMISI: PERGI DAN UNDANGLAH SEMUA ORANG KE PERJAMUAN ITU” MISA PUNCAK DI BUKIT ZIARAH MARIA BUNDA SEGALA BANGSA – PENA’ ZIARAH FRATER SEMINARI TINGGI ANGING MAMMIRI (STAM) KE GUA MARIA SENDANG SRININGSIH, YOGYAKARTA RAPAT PLENO DEWAN KARYA PASTORAL (DKP) KEUSKUPAN AGUNG MAKASSAR

PAROKI MARIA RATU ROSARI KARE

Jadwal Misa

Misa Harian
     06.00 WITA
Misa Jumat Pertama
     18.00 WITA
Misa Mingguan
Sabtu
     18.00 WITA
Minggu
     06.00 WITA
     08.30 WITA
     18.00 WITA

Profil

1980-an : Sejalan dengan laju pembangunan dan perkembangan Kota Makassar, maka tahun 1980-an, 
          umat Katolik di Kecamatan Biringkanaya dan sekitarnya makin bertambah. Kebutuhan
          akan sebuah tempat ibadahpun kian terasa. Maka mulailah diupayakan izin untuk
          mendirikan sebuah Gereja di kompleks Kare, pada lokasi yang dibeli Keuskupan Agung
          Makassar pada akhir tahun empat puluhan dan telah dibangun sebuah pusat Kaderisasi
          dan Retret (lebih dikenal dengan Wisma Kare). Upaya untuk mendapatkan IMB Gereja
          tersebut ternyata tidak mudah.
1985 : Setelah berbagai upaya dan pendekatan yang dilakukan tidak membuahkan hasil
          sedangkan kebutuhan semakin terasa mendesak, maka suatu “petunjuk” lisan dari Pemda
          Kotamadya Ujung Pandang ditempuh, dengan tidak mengajukan IMB Gereja melainkan IMB
          Gedung serbaguna dengan dua pikiran pokok;
  1. Ibadah agama adalah juga merupakan sesuatu yang berguna sehingga dipandang tidak ada
    salahnya untuk melaksanakan ibadah di gedung serba guna itu selama tempat khusus untuk
    melaksanakan kewajiban agama tersebut belum tersedia.
  2. Pemakaian gedung serba guna tersebut sifatnya sementara, sambil mengkondisikan agar
    suatu saat dapat diubah statusnya menjadi Gereja resmi. Maka pada tgl 30 Nopember 1985
    diajukanlah IMB Gedung serba guna di dalam kompeleks Kere tersebut. Permohonan IMB
    tersebut disetujui oleh Pemda Kotamadya Makassar dengan Penetapan Nomor 1788-IM tanggal
    14 Juni 1988. Gedung serba guna segera dibangun.
1989 : Dengan mengacu pada pokok pikiran yang mendasari pengajuan IMB gedung serbaguna
          tersebut diatas, maka pada tanggal 15 Desember 1989, diajukanlah surat kepada
          Walikota KDH Tingkat II Makassar perihal Izin menggunakan Gedung serba guna sebagai
          tempat ibadah umat. Dalam surat tgl 26 Desember 1990 perihal penyampaian Walikota
          antara lain menyatakan:”… kecuali untuk penggunaan yang sudah berlaku sekarang…
          status gedung sebagaimana dimaksud tetap sebagai gedung serbaguna.”
1994 : Pada tgl 25 Februari 1994, diajukan lagi permohonan IMB Gereja Katolik Kare
          (membangun baru), dengan lampiran-lampiran sesuai dengan prosedur yang ada.
          Permohonan ini tidak ada tanggapan. Pada tanggal 07 September 1994, diajukan lagi
          susulan atas surat 25 Februari 1994, dengan lampiran-lampiran yang kiranya
          dibutuhkan. Sebuah tim mengadakan peninjauan ke lokasi. Kesimpulan dan Kesan dari
          Tim adalah: “Gereja sudah ada, untuk apa membangun lagi yang baru”. Pada tanggal
          14 Desember 1994, diajukan lagi Permohonan Izin penambahan gedung serbaguna dan
          perubahan status gedung serbaguna menjadi Gereja Katolik bagi umat Katolik Paroki
          Kare”. Surat ini tanpa tanggapan.
1997 : Berdasarkan pembicaraan Uskup Agung Unjung Pandang dengan Walikota dalah salah satu
          kesempatan pertemuan, maka pada tanggal 10 Oktober 1997, Uskup Agung Unjung Pandang
          mengajukan surat perihal “Permohonan Legalisasi Gedung serbaguna Kare sebagai
          Gereja Katolik Kare.” Berdasarkan permintaan (Lisan) wakil Walikota, maka pada
          tanggal 25 Oktober 1997, beberapa data tambahan dan informasi lain yang dipandang
          perlu dalam rangka realisasi perubahan status gedung serbaguna menjadi Gereja
          Katolik. Surat ini ditandantangani oleh Ketua Dewan Paroki, Pastor Paroki dan Uskup
          Agung Ujung Pandang.
Ternyata pada tanggal 24 Desember 1997 (yang baru diterima beberapa hari kemudian),
Walikotamdya Kepala Daerah Tingkat II Ujung Pandang melalui surat kepada Uskup Agung Ujung
Pandang perihal permohonan legalisasi gedung serbaguna Kare sebagai Gereja Katolik Kare
menyatakan ‘permohonan perubahan gedung serbaguna menjadi Gereja Katolik Kare tidak dapat
dilegalisir”. Walaupun demikian, penggunaan Gedung serbaguna sebagaimana berlangsung
sebelumnya, tetap berjalan.
Tantangan dan derita tak kunjung berhenti melanda Gereja Katolik Kare. Pada tanggal 04
Desember 1998 sekelompok besar orang yang muncul dari arah Barat Gereja memasuki kompleks
Paroki, membakar Gereja Katolik tersebut beserta seluruh isinya, merusak bangunan pastoran
dan gedung pertemuan serta dua unit mobil, tanpa mengindahkan petugas keamanan yang
sebelumnya berjaga-jaga di tempat kejadian perkara.
Umat Kare membutuhkan tempat beribadah. Segera didirikan tenda darurat sebagai tempat
beribadah sementara. Tenda ini sangat sederhana, beratapkan seng, tiang besi, berlantaikan
pasir dan tanah. Tenda ini beberapa kali diperbaiki, diperbesar untuk menjawab kebutuhan umat. Sebelum perayaan Jumat Agung 2008 dimulai, Bpk. Walikota Makassar menyempatkan diri
mengunjungi Paroki Kare untuk melihat langsung situasi umat yang tidak memiliki tempat
beribadah yang layak/Gereja yang memadai. Beliau menyuruh untuk mengusu ijin dan membangun
Gereja yang permanen. Setelah melewati perjuangan yang sangat meletihkan selama 38 tahun,
pada tanggal 21 Mei 2008, Paroki Kare memperoleh ijin IMB Gereja yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Kota Makassar.
Pada tanggal 17 Agustus 2008, pembangunan Gereja Kare dimulai dengan peletakkan batu pertama
oleh P. Ernesto Amigleo, CICM, Vikjen KAMS. Sementara usaha penggalangan dana berlangsung,
pembangunan Gereja dimulai secara pelan-pelan. Dengan berbagai macam cara, umat Kare
telah dan terus berusaha untuk ambil bagian dalam mendirikan Gereja.
Referensi :
  • Rencana Pembangunan Gereja Katolik Maria Ratu Rosari Kare – Tamalanrea, 2008

Pastor Paroki dan Para Pastor

Pastor Paroki - RP. Kaitanus Saleky, CICM
(2021 – Sekarang)

Vikaris Parokial - RP. Yoseph Bura Bataona, CICM
(2020 – Sekarang)

Berita Terbaru

HUT SEMINARI TINGGI ANGING MAMMIRI KE-47 “HOME SWEET HOME” ...
PERAYAAN DEDIKASI GEREJA SANTO YOSEP WALE-ALE Dalam rangkaian Ziarah ...
PEMBUKAAN LOKASI ZIARAH YUBILEUM KAMS DI GEREJA ST. YOHANES ...
PERTEMUAN III FRATER TOP DI PAROKI KOLAKA   ...
Umat Bisa mendownload File di bawah ini terkait Informasi ...
SOMA 2025 PAROKI ST. GIOVANI BOSCO SUPPIRAN Pada tanggal ...
FORMASI MISIONER PENDAMPING SEKAMI SANTO PETRUS MAMASA Salam Misioner, ...

Dokumen Download

Sekretariat

Jl. Perintis Kemerdekaan No. 28, Km. 10
Makassar, Sulawesi Selatan
Telp : (0411) 585521

Official Website
Peta Lokasi

PAROKI MARIA RATU ROSARI KARE